Amplas, alat yang tampak sederhana, ternyata membawa beragam teknologi dan aplikasi yang kompleks. Mari kita lihat lebih dalam dan pahami berbagai aspek amplas.
1. Jenis
Amplas dibedakan menjadi dua jenis yaitu amplas air dan amplas kering menurut cara pemakaiannya yang berbeda.
Amplas kering: Bahan abrasif diikat ke lateks dengan resin sintetis sebagai pengikat dan dilapisi dengan lapisan antistatis. Ini memiliki karakteristik anti-pemblokiran, anti-statis, kelembutan yang baik, ketahanan aus yang tinggi, dll., dan cocok untuk penggilingan kering.
Amplas air (amplas kedap air): Amplas dengan kertas kedap air atau kertas kedap air yang diolah sebagai alasnya disebut amplas air. Biasanya dibuat dengan mengikat kuat bahan abrasif ke alasnya dengan cat atau resin sebagai pengikat. Ini digunakan untuk memoles permukaan benda kerja logam atau non-logam dalam air atau minyak.
2. Pengaruh bobot dasar
Satuan berat dasar amplas, seperti AW adalah 65g/cm², secara langsung mempengaruhi kemampuan lentur, ketangguhan, dan ketahanan mekanisnya. Amplas dengan berat yang berbeda-beda adalah AW (A base Weight), CW, DW, EW, FW, dan seterusnya dari yang ringan sampai yang berat. AW adalah yang paling ringan dan biasanya digunakan untuk pengamplasan manual; CW cocok untuk pengamplasan manual dan pengamplasan mekanis ringan (pengamplas getaran portabel); DW ke atas untuk pengamplasan mekanis; EW dan FW untuk pengamplasan berat. Kebutuhan yang berbeda memerlukan pilihan yang berbeda.
3. Bahan baku
Amplas kering sering kali menggunakan bahan abrasif seperti korundum coklat, korundum putih, dan korundum zirkonium. Keunggulannya adalah efisiensi penggilingan yang tinggi dan tidak mudah menempel pada serpihan, sehingga cocok untuk penggilingan kering; amplas air sering kali menggunakan bahan abrasif korundum atau silikon karbida, yang memiliki tekstur yang relatif halus dan cocok untuk menggiling beberapa benda dengan tekstur yang relatif halus dan cocok untuk pasca pemrosesan.
Pemilihan jenis amplas yang berbeda secara langsung mempengaruhi kinerjanya di lingkungan yang berbeda.
4, Amplas Pasir No.
Nomor mata jaring mengacu pada jumlah lubang mata jaring per inci dari rentang panjang mata jaring, juga dikenal sebagai nomor saringan atau nomor mata jaring. Oleh karena itu, semakin banyak lubang mata jaring (yaitu semakin kecil ukuran mata jaring), semakin besar jumlah mata jaring, yang menjadi indikator kehalusan partikel bahan abrasif dan secara tidak langsung menjadi ukuran kehalusan amplas. Misalnya amplas 100# adalah amplas yang terbuat dari bahan abrasif 100 grit, dengan sebaran permukaan partikel abrasif 150um.
Ketebalan amplas dan jenis bahan abrasif mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tujuan dan efektivitas amplas. Berikut beberapa ukuran butiran amplas yang umum dan kegunaannya:
40-60 mesh: Butiran abrasif kasar ini cocok untuk menghilangkan potongan besar material dari permukaan kasar, seperti menghilangkan cat lama.
80-120 grit: Amplas ukuran grit ini cocok untuk menghilangkan cacat yang lebih kecil, seperti tepi atau sudut tajam pada permukaan kayu atau logam.
150-180 grit: Amplas grit sedang ini dapat digunakan untuk memoles permukaan agar halus, seperti menghilangkan lapisan cat atau pelapis yang tebal.
220-240 grit: Amplas ini dapat digunakan untuk menghilangkan cacat kecil pada permukaan dan menghasilkan permukaan yang relatif halus.
280-320 grit: Amplas halus ini cocok untuk memoles dan menghaluskan berbagai permukaan kayu, logam, dan plastik.
360-600 grit: Amplas abrasif ultra halus ini dapat digunakan untuk menghilangkan goresan kecil pada permukaan, sehingga menghasilkan permukaan yang sangat halus, seperti saat amplas digunakan untuk mengolah permukaan mobil.
1000+grit: Amplas yang sangat halus ini dapat digunakan untuk pekerjaan pemolesan yang paling halus, seperti memoles lensa kacamata, permukaan logam dan plastik, dll.
Informasi lebih lanjut, hubungi kami!